Senin, 19 Agustus 2019

Rampan Karies

https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjJop7F0o7kAhWIvo8KHaOlCy4QjRx6BAgBEAQ&url=%2Furl%3Fsa%3Di%26source%3Dimages%26cd%3D%26ved%3D%26url%3Dhttps%253A%252F%252Ffajarrudin992.wordpress.com%252F2017%252F11%252F02%252Frampan-karies-rampant-caries%252F%26psig%3DAOvVaw1fdGr5z1ifiAjZWwY9PMoK%26ust%3D1566294108147863&psig=AOvVaw1fdGr5z1ifiAjZWwY9PMoK&ust=1566294108147863

RAMPAN KARIES Karies rampan adalah lesi karies yang terjadi cepat, menyebar secara luas dan menyeluruh sehingga cepat mengenai pulpa. Karies ini mengenai beberapa gigi, termasuk gigi yang biasanya bebas karies yaitu gigi anterior bawah, dan banyak dijumpai pada gigi sulung anak karena mengonsumsi makanan dan minuman kariogenik atau pada anak balita yang sering mengudap makanan kariogenik di antara makanan utamanya. Karies rampan juga merupakan lesi akut yang meliputi sebagian atau semua gigi yang telah erupsi, menghancurkan jaringan mahkota gigi dengan cepat termasuk permukaan yang biasanya imun terhadap karies, serta mengakibatkan terkenanya pulpa. Karies merupakan proses patologik berupa kerusakan pada jaringan keras gigi dimulai dari email, dentin, dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas jasad renik dalam karbohidrat yang dapat diragikan. Karakteristiknya ialah terjadi demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organic. Karies yang sering dijumpai pada anak-anak ialah karies rampan. Ciri-ciri khas karies rampan yaitu terjadinya sangat cepat bila dibandingkan karies gigi umumnya, penyebarannya mengenai beberapa gigi sekaligus pada gigi yang biasanya tahan terhadap karies, kavitas karies berwarna putih sampai kekuningan, jaringan karies lunak, serta sering menimbulkan rasa nyeri atau dapat terjadi pembengkakan. Karies rampan ini terjadi karena ketidakseimbangan mineralisasi dalam waktu lama di dalam rongga mulut yang diakibatkan peningkatan konsumsi karbohidrat yaitu sering mengonsumsi makanan dan minuman kariogenik yang tinggi kandungan sukrosanya. Karies rampan ini sering ditemukan pada anak usia di bawah 5 tahun dengan penyebaran tertinggi pada anak usia 4 tahun dimana pada usia tersebut gigi anak msih rentan terhadap asam dan anak belum tahu mmbersihkan gigi geliginya sendiri. Pola perilaku yang sudah menjadi kebiasaan tentu sangat berpotensi menjadi penyebab terjadinya rampan karies. Seperti riwayat minum susu botol sebelum tidur dan tidak disertai kumur air putih sesudahnya. Substrat akan melekat lama di permukaan gigi dan menimbulkan demineralisasi terutama pada permukaan gigi anterior yang kemudian dapat menimbulkan rampan karies. Pencegahan karies menurut syaifudin :
1. Setelah diberi makan, bersihkan gusi anak dengan kain atau lap bersih. Bersihkan atau sikat gigi anak jika giginya sudah erupsi. Bersihkan dan pijat gusi pada area yang ompong dan mulai flossing semua gigi anak yang telah erupsi, biasanya pada usia 2-2,5 tahun.
2. Jangan membiarkan anak tertidur sambil minum melalui botol yang berisi susu formula atau jus buah atau larutan yang manis.
 3. Jika anak membutuhkan dot untuk pemberian makan yang regular pada malam hari atau hingga tertidur, berilah anak dot bersih yang direkomendasikan oleh dokter gigi atau dokter anak. Jangan pernah memasukkan dot dengan minuman yang manis.
4. Jika air yang diberikan kepada anak tidak mengandung fluoride, tanyakan dokter gigi apa yang sebaiknya diberikan pada anak.
5. Mulai berkunjung ke dokter gigi sejak tahun pertama kelahiran secara teratur. Jika anak mempunyai masalah dengan giginya, segera periksakan ke dokter gigi.

SUMBER :
1. Sadimin dkk. 2017. Faktor-faktor penyebab Rampan Karies Pada Siswa TK Pertiwi Jembungan Kabupaten Boyolali. Keperawatan gigi poltekkes semarang.
2. Ni wayan Mariati. 2015. Pencegahan Dan Perawatan Karies Rampan. Universitas Sam Ratulangi Manado.

Kamis, 15 Agustus 2019

komunikasi terapeutik

komunikasi terapeutik 
Komunikasi merupakan suatu proses karena melalui komunikasi seseorang menyampaikan dan mendapatkan respon. Komunikasi dalam hal ini mempunyai dua tujuan, yaitu: mempengaruhi orang lain dan untuk mendapatkan informasi. Akan tetapi, komunikasi dapat digambarkan sebagai komunikasi yang memiliki kegunaan atau berguna (berbagi informasi, pemikiran, perasaan) dan komunikasi yang tidak memiliki kegunaan atau tidak berguna (menghambat/blok penyampaian informasi atau perasaan). Keterampilan berkomunikasi merupakan keterampilan yang dimiliki oleh seseorang untuk membangun suatu hubungan, baik itu hubungan yang kompleks maupun hubungan yang sederhana melalui sapaan atau hanya sekedar senyuman. Pesan verbal dan non verbal yang dimiliki oleh seseorang menggambarkan secara utuh dirinya, perasaannya dan apa yang ia sukai dan tidak sukai. Melalui komunikasi seorang individu dapat bertahan hidup, membangun hubungan dan merasakan kebahagiaan. Komunikasi terapeutik adalah suatu pengalaman bersama antara perawat klien yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah klien yang mempengaruhi perilaku pasien. Hubungan perawat klien yang terapeutik adalah pengalaman belajar bersama dan pengalaman dengan menggunakan berbagai tekhnik komunikasi agar perilaku klien berubah ke arah positif seoptimal mungkin. Untuk melaksanakan komunikasi terapeutik yang efektif perawat harus mempunyai keterampilan yang cukup dan memahami tentang dirinya.




DAFTAR PUSTAKA Hilton. A.P.(2004).Fundamental Nursing Skills. USA: Whurr Publisher Ltd Kozier,et.al.(2004). Fundamentals of nursing ; concepts, process and practice Seventh edition. United States: Pearson Prentice Hall